DIFITECH – Digital Marketing Agency

Retargeting TikTok Shop: Menangkap “Nyaris Beli” Jadi Pelanggan

retargeting TikTok Shop

Banyak brand sudah mengeluarkan biaya besar untuk mendatangkan traffic di TikTok Shop, tapi gagal menutup penjualan karena tidak memanfaatkan retargeting dengan benar.

Padahal, orang yang sudah melihat produk atau bahkan menaruhnya di keranjang adalah audiens “hangat”—mereka tinggal selangkah lagi untuk membeli.

Dengan retargeting yang tepat, Anda bisa menurunkan CPA (Cost Per Acquisition), meningkatkan CR (Conversion Rate), dan memaksimalkan ROI dari setiap rupiah iklan.

retargeting TikTok Shop

1. Segmentasi Event: Kunci Retargeting yang Presisi

Retargeting bukan sekadar menayangkan iklan ulang ke semua orang yang pernah melihat iklan Anda. Di TikTok Shop, segmentasi harus berdasarkan event funnel agar pesan dan penawaran sesuai dengan tahap minat calon pembeli.

a. Viewer Produk (Product Viewers)

  • Karakteristik: Mereka sudah penasaran, tapi belum mengambil langkah untuk add-to-cart.

  • Tujuan Retargeting: Meningkatkan rasa ingin tahu dan mendorong mereka untuk mencoba menambahkan produk ke keranjang.

  • Strategi Konten: Gunakan video yang lebih fokus pada problem-solving dan highlight fitur unik.

b. Add-to-Cart (ATC) Audience

  • Karakteristik: Sudah menunjukkan niat beli lebih tinggi, tapi ada hambatan seperti harga, ongkir, atau belum yakin dengan kualitas produk.

  • Tujuan Retargeting: Menghapus hambatan dan memberi dorongan terakhir untuk checkout.

  • Strategi Konten: Sertakan limited-time voucher, bonus ongkir, atau bundle harga spesial.

c. Initiated Checkout (IC) Audience

  • Karakteristik: Sudah di tahap akhir funnel—hanya tinggal klik “Bayar”.

  • Tujuan Retargeting: Mengurangi cart abandonment.

  • Strategi Konten: Tekankan urgensi (stok hampir habis, promo berakhir), sertakan social proof dari pembeli lain.

💡 DIFITECH Insight: Jangan satukan ketiga segmentasi ini dalam satu ad group. Buat custom audience terpisah untuk setiap event agar CTR dan CR lebih optimal.

2. Creative Retarget: Menjawab Keberatan, Bukan Mengulang Iklan Lama

Kesalahan umum retargeting adalah menampilkan ulang video yang sama persis dengan iklan awareness. Padahal, audiens retargeting butuh alasan baru untuk mengambil tindakan.

Teknik Membuat Creative Retarget yang Efektif:

  1. Address Objection – Ubah komentar atau DM dari audiens menjadi skrip iklan. Contoh:

    • “Takut salah ukuran?” → Buat video demo cara ukur yang benar + kebijakan retur.

    • “Harganya lumayan…” → Tampilkan perbandingan harga dengan kompetitor dan value yang lebih tinggi.

  2. Gunakan Social Proof – Testimoni video dari pembeli asli, review bintang 5, atau before-after produk.

  3. Format Konten yang Berbeda – Jika iklan awareness pakai product demo, retargeting bisa menggunakan UGC testimonial atau Q&A video.

💡 Checklist Creative Retargeting TikTok Shop

  • Visual terang & fokus ke produk

  • Teks on-screen yang memperkuat CTA

  • Durasi 10–20 detik, langsung ke poin

  • Opening 3 detik dengan pattern interrupt

  • Tutup dengan strong CTA (“Checkout sekarang sebelum promo habis”)

3. Voucher & Bundle: Menghapus Friksi Harga

Harga adalah hambatan terbesar dalam konversi, terutama untuk audiens yang sudah add-to-cart tapi belum checkout.

a. Voucher Eksklusif Retargeting

  • Gunakan discount code yang hanya berlaku untuk audiens retargeting.

  • Contoh: “KHUSUS kamu yang sudah pilih produk ini—diskon 15% untuk 24 jam!”

b. Bundle Produk

  • Gabungkan SKU komplementer untuk meningkatkan AOV (Average Order Value).

  • Contoh: Jual skincare + kuas aplikator, atau sepatu + kaos kaki edisi khusus.

c. Bonus Ongkir

  • Berdasarkan data TikTok For Business, gratis ongkir meningkatkan CR hingga 18% di kategori fashion & beauty.

  • Gunakan sebagai final push untuk cart abandoner.

💡 DIFITECH Expert Tip: Aktifkan voucher langsung di TikTok Shop Ads Manager agar bisa dipantau performanya secara terukur, bukan hanya rely pada kode manual.

4. Benchmark: LIVE Shopping Ads Sebagai Booster Retargeting

Berdasarkan laporan TikTok For Business & ICUC, LIVE Shopping Ads terbukti memiliki engagement lebih tinggi dibanding video feed untuk audiens hangat.

Cara Memanfaatkan LIVE untuk Retargeting:

  1. Jadwalkan LIVE khusus retargeting audience – Sasar orang yang sudah melihat produk atau ATC dalam 14 hari terakhir.

  2. Gunakan Format Interaktif – Q&A live, flash deal countdown, dan giveaway untuk meningkatkan urgensi.

  3. Follow-Up After LIVE – Retarget lagi orang yang menonton LIVE tapi belum checkout dengan potongan harga tambahan.

💡 Data Insight: Engagement saat LIVE 2–3x lipat lebih tinggi, dan penonton yang berinteraksi memiliki peluang beli hingga +40% lebih besar.

5. Studi Kasus: Retarget Cart 3 Hari + Bonus Ongkir → CR Naik 24%

Background:
Sebuah brand fashion lokal mengalami cart abandonment rate yang tinggi (42%). Mereka menguji strategi retargeting khusus cart abandoner 3 hari terakhir.

Strategi:

  • Segmentasi custom audience: ATC & IC dalam 3 hari terakhir.

  • Kreatif: Video singkat “Produk yang kamu incar hampir habis!” + bonus ongkir untuk 24 jam.

  • Placement: Feed & LIVE Shopping Ads.

Hasil:

  • CTR meningkat 21%

  • CR naik 24%

  • CPA turun 17% dibanding retargeting generik

💡 Lesson Learned: Penawaran eksklusif dengan urgensi tinggi lebih efektif pada cart abandoner dibanding sekadar mengulang konten awareness.

6. DIFITECH Expert Tip: Reminder Sebelum LIVE untuk Cold-to-Warm

Banyak brand hanya memikirkan retargeting setelah sesi LIVE, padahal pre-LIVE retargeting bisa meningkatkan jumlah penonton sekaligus CR.

Langkah Eksekusi:

  1. Segmentasi Audience:

    • Viewer produk & ATC dalam 7 hari terakhir.

  2. Creative Reminder:

    • Video 10 detik: “LIVE malam ini jam 8—diskon spesial & giveaway cuma saat LIVE!”

  3. Timing:

    • Tampilkan iklan 2–3 jam sebelum LIVE dimulai.

  4. Outcome:

    • Menurut data internal TikTok, pre-LIVE retargeting bisa meningkatkan jumlah penonton LIVE hingga +35%.

Checklist Retargeting TikTok Shop yang Efektif

  • Buat segmentasi audience terpisah untuk Product View, ATC, dan IC

  • Kreatif retarget harus menjawab keberatan, bukan mengulang iklan lama

  • Gunakan voucher, bonus ongkir, atau bundle untuk menghapus friksi harga

  • Integrasikan LIVE Shopping Ads untuk audiens hangat

  • Terapkan pre-LIVE reminder ads untuk meningkatkan jumlah penonton

  • Uji dan optimasi setiap 7–14 hari untuk menemukan kombinasi paling efisien

Penutup: Retargeting adalah Senjata Terakhir yang Menentukan Closing

Di TikTok Shop, persaingan bukan hanya soal siapa yang bisa mendatangkan traffic paling banyak, tapi siapa yang paling efektif menutup peluang yang sudah ada. Setiap viewer yang melihat produk, setiap keranjang yang terisi, dan setiap checkout yang hampir terjadi—adalah warm lead yang nilainya jauh lebih tinggi dibanding audiens dingin.

Retargeting bukan sekadar “menayangkan ulang iklan”, melainkan menghadirkan alasan baru yang relevan, personal, dan sulit ditolak. Dengan segmentasi presisi, kreatif yang menjawab keberatan, serta penawaran yang mendorong urgensi, Anda bukan hanya akan menurunkan biaya iklan, tapi juga membangun hubungan yang membuat konsumen kembali membeli.

Ingat, setiap rupiah yang Anda investasikan untuk retargeting adalah investasi pada orang yang sudah setengah jalan menuju pembelian. Jangan biarkan mereka pergi ke kompetitor. Tangkap mereka sekarang—ubah “nyaris beli” menjadi pelanggan loyal yang berulang kali checkout di toko Anda.

Baca Juga :  Alasan & Solusi Mengatasi Akun Iklan Facebook Dinonaktifkan
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp