Percakapan mengenai myopia marketing mungkin tidak asing bagi sebagian orang. Dalam dunia medis, istilah myopia merujuk pada kondisi ketidakmampuan mata melihat objek yang jauh secara jelas, atau yang lebih dikenal sebagai rabun jauh. Namun, myopia juga dikenal dalam dunia pemasaran dengan sebutan myopia marketing.
Perusahaan harus menjauhi myopia marketing agar bisnisnya bisa berkembang tanpa terhambat. Lantas, apa sebenarnya myopia marketing? Mari kita kenali istilah dalam pemasaran ini lebih dalam agar bisnismu tidak terkendala di masa yang akan datang!
Apa Itu Myopia Marketing?
Myopia Marketing merujuk pada keadaan di mana sebuah perusahaan terlalu fokus pada satu hal tanpa melihat kebutuhan yang lebih luas dari masyarakat. Seperti pada kasus rabun jauh, salah satu contoh myopia marketing adalah ketika pebisnis terlalu sibuk mengikuti tren pasar dan menjual produk yang tidak benar-benar dibutuhkan oleh konsumen, daripada menyajikan solusi atas masalah yang dihadapi oleh mayoritas konsumen.
Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Theodore Levitt pada tahun 1960 dalam makalah Harvard Business Review. Levitt berpendapat bahwa perusahaan yang tidak melakukan riset pasar yang memadai cenderung mengalami fenomena myopia marketing.
Oleh karena itu, penting untuk mengarahkan konsep pemasaran pada audiens daripada hanya fokus pada produk atau layanan.
Penyebab Myopia Marketing
Tidak Memiliki Tujuan Bisnis yang Jelas
Ketidakmampuan dalam menentukan tujuan bisnis menjadi penyebab utama terjadinya myopia marketing. Ketika perusahaan terlalu memusatkan perhatian pada pengembangan produk tanpa arah yang jelas, produk-produk tersebut kemungkinan tidak akan menarik minat yang konsisten.
Ini sering terjadi akibat minimnya riset pasar yang dilakukan oleh pihak pemasaran perusahaan. Jika perusahaan bergerak tanpa arah yang jelas, bukanlah perkembangan yang akan mereka dapatkan, melainkan risiko kerugian yang besar.
Terlalu Fokus pada Produk yang Dijual
Meskipun meningkatkan kualitas produk penting, terlalu fokus pada hal ini bisa memicu myopia marketing. Penting untuk tetap memperhatikan permintaan dari pelanggan. Hal ini juga berlaku untuk produk-produk yang tengah populer di pasaran.
Kurangnya Inovasi
Tak ingin berinovasi juga menjadi pemicu myopia marketing. Pasar terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Oleh karena itu, inovasi secara terus-menerus diperlukan agar produk atau layanan yang ditawarkan tetap relevan dengan kebutuhan pasar.
Produk Tidak Sesuai dengan Permintaan Pasar
Myopia marketing juga terjadi ketika jumlah produk yang diproduksi tidak sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya strategi pemasaran jangka panjang yang menyebabkan produksi berlebihan, yang pada akhirnya bisa menimbulkan kerugian.
Atau sebaliknya, produk atau layanan yang tidak sesuai dengan permintaan pasar tidak akan menarik minat konsumen. Pastikan produk atau layananmu memiliki pasar yang cukup stabil dalam jangka panjang.
Terlalu Terfokus pada Tren
Mengikuti tren bukanlah masalah, namun terlalu terpaku padanya bisa menimbulkan myopia marketing. Dengan memanfaatkan tren dengan bijak, produk atau layananmu akan lebih dikenal oleh banyak orang.
Tetapi jangan hanya terjebak pada tren, karena kepopuleran sesuatu biasanya bersifat sementara. Tetap mengikuti tren sambil mempertahankan strategi dan tujuan bisnis jangka panjang akan membuat bisnismu tetap stabil setelah tren tersebut meredup.
Cara Menghindari Myopia Marketing
Pahami Konsumen dan Buyer’s Journey
Buyer’s journey adalah perjalanan yang dilalui oleh pelanggan potensial dalam membuat keputusan untuk membeli produk. Memahami konsumen dan pola perilaku mereka adalah langkah awal untuk menghindari myopia marketing.
Melakukan riset yang komprehensif akan membantu kamu mengerti mengapa pelanggan memilih produkmu dan mengapa mereka lebih menyukainya dibandingkan dengan produk sejenis dari merek kompetitor.
Tentukan Tujuan Jangka Panjang
Myopia marketing sering kali muncul pada perusahaan yang hanya fokus pada tujuan jangka pendek. Oleh karena itu, tentukan tujuan jangka panjang agar terhindar dari fenomena ini.
Lakukan riset mendalam dan buat strategi serta taktik yang matang untuk perusahaan. Menetapkan produk atau layanan yang dibutuhkan dalam jangka panjang akan membantu menentukan arah bisnis.
Terus Berkembang dan Berinovasi
Myopia marketing membuat sebuah perusahaan mandeg dalam perkembangannya. Diam saja akan membuat kompetitor dengan mudah merebut posisimu di pasar, bahkan dapat membuat seluruh pelanggan beralih ke merek lain.
Libatkan pelanggan dalam bisnismu, minta masukan atau ulasan terhadap produk atau layanan yang telah kamu tawarkan.
Jangan Takut dengan Brand Cannibalism
Brand cannibalism terjadi ketika merek produk lain dengan jenis yang sama saling bersaing dalam pasar. Untuk berkembang, janganlah takut dengan fenomena ini.
Terdapat banyak cara untuk menjual produk dengan aman. Lebih dari itu, ada banyak peluang untuk menjual produk yang sama saat kamu bermitra dengan perusahaan pemasaran digital terkemuka.
Intinya, brand cannibalism tidak akan menjadi masalah yang serius ketika kamu mengenali pasar yang kamu tuju, termasuk segmen usia, lokasi, dan lainnya.
Bagaimana pendapatmu mengenai myopia marketing? Jika masih bingung dengan istilah ini atau butuh bantuan dalam mengembangkan bisnismu, kami di Difitech siap membantu! Jangan lewatkan kesempatan untuk mengembangkan bisnismu! Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut!