Mengapa Optimasi TikTok Ads Itu Penting?
Banyak advertiser mengira bahwa cukup membuat konten kreatif dan membiarkan TikTok Ads bekerja sendiri. Padahal, tanpa optimasi rutin, kampanye yang awalnya bagus bisa mengalami CPC naik, CTR turun, dan checkout menurun. TikTok memiliki algoritma yang sangat responsif terhadap perubahan data—artinya, strategi yang bekerja minggu ini belum tentu relevan minggu depan.
📊 Data internal TikTok (Q2 2025) menunjukkan bahwa kampanye yang dioptimasi minimal dua kali seminggu memiliki conversion rate 27% lebih tinggi dan cost per result 18% lebih rendah dibanding kampanye yang dibiarkan berjalan tanpa penyesuaian.
1. Hook: Hindari Broad Targeting yang Boros
Masalah umum: Banyak pengiklan memilih broad targeting untuk mengejar reach besar. Akibatnya, iklan tampil ke audiens yang tidak relevan, CPC membengkak.
Solusi: Gunakan semi-broad targeting—gabungkan interest luas tapi tetap relevan dengan brand, lalu exclude pengguna yang sudah melihat >95% video tetapi tidak melakukan aksi (misalnya klik link atau add to cart).
Langkah teknis:
- Pilih interest yang luas tapi spesifik (contoh: Beauty Products untuk brand skincare, Gaming Accessories untuk brand peralatan gaming).
- Gunakan exclude audience dari engagement tinggi tanpa aksi konversi.
- Pantau CTR harian; jika <0.8%, sesuaikan interest atau perbaiki kreatif.
💡 Insight tambahan: Semi-broad targeting membantu TikTok memanfaatkan machine learning, tetapi tetap memberi batasan audiens agar algoritma tidak membuang budget pada segmen yang tidak punya purchase intent.
2. Placement & Bidding: Uji Dua Strategi Utama
TikTok Ads memiliki dua opsi bidding utama yang perlu Anda kuasai:
- Lowest Cost – Cocok untuk kampanye yang masih learning phase, fokus pada volume dan data.
- Bid Cap – Cocok jika Anda sudah tahu target CPA dan ingin mengontrol biaya per konversi.
📌 Strategi uji:
- Jalankan dua ad group identik, bedanya hanya metode bidding.
- Pantau selama minimal 3 hari.
- Gunakan lowest cost untuk cold audience, bid cap untuk retargeting.
Pro Tips Agency:
- Naikkan bid cap 10–15% di jam “prime time” (misal pukul 19.00–22.00 untuk e-commerce).
- Turunkan bid cap jika CPC meningkat drastis >30% tanpa peningkatan konversi.
3. Pixel & Events: Fondasi Tracking yang Benar
Tanpa tracking yang akurat, semua optimasi menjadi sia-sia.
Event penting yang wajib aktif:
- Purchase
- Initiate Checkout
- Add to Cart
- View Content
🔧 Checklist pemasangan Pixel:
- Pasang TikTok Pixel di seluruh halaman penting (produk, keranjang, checkout).
- Gunakan TikTok Events Manager untuk memverifikasi bahwa event terpicu saat pengunjung melakukan aksi.
- Prioritaskan event sesuai tujuan kampanye (misalnya Purchase untuk kampanye konversi).
💡 DIFITECH Expert Tip:
Gunakan Event Matching Quality Score di atas 7/10 untuk memastikan data terkirim dengan akurat. Data yang buruk akan membuat algoritma kesulitan mencari audiens siap beli.
4. Benchmark & Data Targeting
Mengetahui benchmark membantu Anda mengukur apakah performa kampanye sehat.
📊 Benchmark TikTok (April 2025, varos.com):
- Median CTR: 0.73%
- CPC rata-rata: $0.19
- Conversion Rate e-commerce: 1.4%
🎯 Target awal optimasi:
- CTR ≥ 0.8%
- CPC ≤ $0.18
- Conversion Rate ≥ 1.5%
Cara monitoring:
- Gunakan kolom CTR (Click-Through Rate) dan CPA (Cost per Acquisition) di Ads Manager.
- Evaluasi setiap 3–4 hari untuk menghindari data noise.
5. Refresh Kreatif: Lawan Ad Fatigue
Konten TikTok memiliki masa pakai yang singkat. Jika Anda tidak melakukan refresh, performa akan turun drastis.
📌 Strategi refresh:
- Rotasi 3 kreatif baru setiap 7 hari.
- Gunakan variasi format: UGC, tutorial singkat, before-after.
- Gunakan CTA yang berbeda di setiap kreatif.
📈 Studi Kasus:
Sebuah brand fashion lokal yang menerapkan rotasi kreatif mingguan berhasil menurunkan CPC 19% dan meningkatkan CTR 28% hanya dalam 1 bulan.
6. DIFITECH Expert Tip: Creative Sprint 7 Hari
Creative Sprint adalah metode produksi dan pengujian konten cepat untuk menemukan “pemenang” kreatif.
Alur 7 Hari:
- Brainstorm 15 ide konten berbasis problem-solution.
- Eksekusi 5 ide terbaik menjadi video.
- Uji semua kreatif selama 3–4 hari.
- Pilih 2 kreatif pemenang dengan CTR & CVR tertinggi.
- Scale menggunakan budget 20–30% lebih besar.
💡 Keuntungan:
Mempercepat proses menemukan kreatif yang konversinya tinggi tanpa menghabiskan budget untuk eksperimen panjang.
7. Studi Kasus Lengkap: Brand Aksesoris Gadget
Masalah: CPC tinggi ($0.25), checkout rendah.
Strategi Optimasi:
- Target semi-broad + exclude viewer >95% tanpa aksi.
- Gunakan lowest cost untuk cold audience, bid cap untuk retargeting.
- Pastikan event Purchase dan Initiate Checkout aktif.
- Refresh kreatif 3x/minggu.
- Creative Sprint 7 hari.
Hasil 30 Hari:
- CPC turun dari $0.25 → $0.18 (↓ 28%)
- CTR naik 36%
- Checkout naik 42%
- ROAS meningkat dari 2.1 → 3.0
8. Ritual Optimasi TikTok Ads 2×/Minggu
Senin:
- Cek CTR & CPC semua ad group.
- Pause ad set dengan CTR <0.8% selama 3 hari berturut-turut.
- Tambah kreatif baru untuk mengganti yang drop.
Kamis:
- Cek ROAS dan Conversion Rate.
- Uji variasi bid cap baru.
- Lakukan exclude audience non-kinerja.
📌 Template Log Optimasi:
Tanggal | CTR | CPC | ROAS | Action |
5 Mei | 0.76% | $0.21 | 1.9 | Ganti kreatif #3 |
8 Mei | 0.85% | $0.18 | 2.4 | Scale ad set #2 |
Kesimpulan
Optimasi TikTok Ads bukan hanya soal membuat konten menarik, tapi juga ritual disiplin dalam memantau metrik, memperbaiki targeting, mengatur bidding, dan menyegarkan kreatif secara berkala. Dengan menerapkan strategi semi-broad targeting, adaptive bidding, tracking event yang rapi, dan creative sprint mingguan, Anda bisa menurunkan CPC sekaligus menaikkan checkout secara signifikan.
🚀 Pesan DIFITECH:
Jangan biarkan budget terbuang untuk audiens yang tidak relevan. Buatlah sistem optimasi yang terukur dan konsisten, dan lihat bagaimana bisnis Anda bertumbuh dengan ROAS yang sehat.